Mengenal Shalahuddin Al-Ayyubi dan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ternyata Ini Tujuannya

Oleh: Shofiyatul Afiyah

KABARBUANA.COM - Kegiatan maulid nabi adalah adat yang biasa dilakukan oleh umat islam untuk merayakan hari lahirnya seorang nabi akhir zaman yang bertepatan pada tanggal 12 rabiul awal.

Pernahkah kalian merayakan adanya maulid Nabi Muhammad SAW ? Apa saja kegiatan yang kalian lakukan untuk merayakan adanya maulid nabi ini?

Apakah dengan membaca maulid nabi karangan ulama terdahulu atau dengan membaca kisah Nabi Muhammad saw.

BACA JUGA: Film Final Score (2018), Menggagalkan Rencana Pengeboman Teroris di Stasion Sepak Bola

Ternyata Maulid nabi pertama kali dilaksanakan oleh seorang raja dari Dinasti Ayyubiyah yaitu shalahuddin al-ayyubi. Oleh karena itu,

Maulid Nabi termasuk ke dalam bid’ah hasanah yang merupakan hal yang tidak pernah dilakukan pada zaman Nabi Muhammad SAW dan ada pada zaman sekarang.

Shalahuddin Al-Ayyubi adalah seorang pendiri Dinasti Ayyubiyah setelah merebut kekuasaan dari dinasti fatimiyah. Beliau merupakan seorang jendral dan pejuang muslim kurdi yang berasal dari Tikrit, irak.

Peringatan maulid nabi diadakan oleh shalahuddin al ayyubi untuk membakar semangat pasukan dalam melaksanakan pasukan salib dipimpin oleh Richard yang dikenal dengan sebutan si hati singa.

Pada saat itu, shalahuddin menceritakan kembali riwayat Nabi Muhammad saw. Beliau juga menjelaskan bahwa peperangan ini juga terkait dengan perjuangan Rasulullah saw dan peperangan ini pun tidak bisa dihindari karena juga adanya perintah Allah untuk membela diri.

BACA JUGA: Sinopsis Film Kidnap, Perjuangan Seorang Ibu Selamatkan Anaknya dari Penculikan

Setelah menceritakan kisah-kisah tersebut, shalahuddin menjadikan kegiatan tersebut sebagai sarana untuk mengobarkan semangat juang pasukan muslim.

Dampaknya ternyata juga positif yaitu dengan kemenangan pasukan muslim pada peperangan itu.

Setelah peperangan tersebut, para penguasa dari timur yang lain juga mulai menggelar kegiatan yang serupa. Tradisi tersebut mulai menjadi seperti adat yang rutin dilakukan setiap tahun pada bulan Rabi’ul Awal.