KABARBUANACOM - Manusia tinggal di planet Mars merupakan salah satu wawasan futuristik yang masih dalam tahap eksplorasi dan penelitian yang intensif. Meskipun sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengkaji kemungkinan kolonisasi Mars, hingga saat ini, tantangan besar masih menghadang.
Mars adalah planet yang sangat berbeda dengan Bumi; atmosfernya tipis, tanahnya tandus, dan suhu ekstrem. Namun, beberapa usaha besar seperti program SpaceX dengan proyek Starship-nya telah mencoba merintis jalan menuju pemukiman manusia di Mars.
Untuk mencapai hal ini, teknologi canggih dalam hal transportasi, perumahan, pemurnian air, serta sistem pendukung kehidupan harus dikembangkan. Sementara itu, riset terus berlanjut untuk mengidentifikasi dampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia di lingkungan Mars yang berbeda.
Meskipun masa depan kolonisasi Mars masih kabur, aspirasi manusia untuk menjadi multiplanetaris terus mendorong kita untuk menjelajahi kemungkinan hidup di planet merah ini.
Selain tantangan teknis, pertanyaan etika juga menjadi pertimbangan penting dalam rencana kolonisasi Mars. Kita perlu memikirkan dampak lingkungan serta bagaimana kita akan mengatur hak dan kewajiban manusia di lingkungan baru ini. Selain itu, kolonisasi Mars akan memerlukan sumber daya yang besar dan investasi yang signifikan, yang mungkin bersaing dengan masalah mendesak di Bumi seperti perubahan iklim dan ketimpangan ekonomi.
Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum manusia dapat tinggal di Mars dengan aman dan berkelanjutan, upaya eksplorasi dan penelitian ini menjadi langkah penting menuju masa depan yang lebih luas di luar Bumi.
Seorang ilmuwan baru-baru ini melakukan eksperimen inovatif untuk menghasilkan oksigen di planet lain, dengan fokus pada planet Mars, yang telah melampaui target awal yang ditetapkan oleh NASA. Penelitian ini telah membantu mengungkap potensi penting yang dapat mendukung misi astronot masa depan dalam menjelajahi Mars.
Eksperimen ini menggunakan perangkat berukuran mikro yang disebut MOXIE, yang merupakan singkatan dari Eksperimen Pemanfaatan Sumber Daya In-Situ Oksigen Mars, yang terdapat di robot penjelajah Perseverance.
Baca Juga: IMPLEMENTASI NILAI -NILAI PANCASILA DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA
Eksperimen ini dimulai lebih dari dua tahun yang lalu, beberapa bulan setelah rover mendarat di Mars, dan sejak itu, MOXIE berhasil menghasilkan sebanyak 122 gram oksigen. Jumlah ini setara dengan oksigen yang akan dihirup oleh seekor anjing kecil dalam waktu 10 jam.
Prinsip kerja MOXIE adalah dengan mengubah sebagian dari karbon dioksida yang melimpah di Mars menjadi oksigen. Selama puncak efisiensinya, MOXIE dapat menghasilkan 12 gram oksigen per jam dengan tingkat kemurnian mencapai 98% atau lebih, dua kali lipat dari target yang ditetapkan NASA.
Pada tanggal 7 Agustus, MOXIE berhasil menyelesaikan operasinya untuk ke-16 kalinya dan telah memenuhi semua persyaratannya. Di masa depan, rencananya akan ada versi MOXIE yang lebih besar dan lebih canggih, yang dapat menyediakan sistem pendukung kehidupan dengan udara yang dapat dihirup oleh astronot. Selain itu, versi ini juga dapat mengubah serta menyimpan oksigen yang diperlukan sebagai bahan bakar roket untuk perjalanan pulang ke Bumi.
NASA sangat menghargai kinerja eksperimen yang dikembangkan oleh MIT. Dalam pernyataannya, NASA menyatakan bahwa ketika astronot pertama mendarat di Mars, mereka mungkin akan berterima kasih kepada perangkat seukuran oven microwave untuk menyediakan udara yang dapat mereka hirup dan bahan bakar roket yang membawa mereka pulang.
Artikel Terkait
Sering Dianggap Sama! Ini Perbedaan Bayi Lahir Prematur dan Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
YUK SIMAK 8 CARA MENCINTAI HARI SENIN
Meriahkan HUT Kudus 2023 : PEMKAB Kudus Siapkan Serangkaian Kegiatan Menarik !
SIMABA FBS 2023 Menghadirkan Pembicara dari Solo, Apa Aja sih Yang Dibahas?
ISTANA MAIMUN, BUKTI NYATA KESULTANAN DELI YANG MASIH BERDIRI KOKOH SAAT INI!