KABARBUANA.COM - Kabar kecelakaan Pesawat Yeti Airlines ramai beberapa waktu yang lalu.
Kecelakaan Pesawat Yeti Airlines menewaskan hampir seluruh penumpang yang ada di dalamnya. Kecelakaan terjadi pada 15 Januari 2023.
Kecelakaan tersebut adalah salah satu insiden dalam dunia penerbangan yang paling mematikan di kawasan Himalaya dalam tiga dekade terakhir.
Baca Juga: Sadio Mane, Sang Pahlawan Senegal
Penyebab pasti dari kecelakaan tersebut belum diketahui. Namun berdasarkan rekaman video menunjukan pesawat tersebut membelok ke tiba - tiba saat mendekati Bandara Pokhara.
Pihak terkait masih berusaha mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.
Ada cerita mengharukan di balik keceakaan pesawat Yeti Airlines tersebut. Co-Pilot yang juga merupakan salah satu korban dalam tragedi tersebut bernasib sama dengan suaminya.
Baca Juga: Alasan Kenapa Kamu Tidak Boleh Memberikan Like Postingan Di Media Sosial, Simak Penjelasannya!
Ia adakah Anju Khatiwada yang bertekad melanjutkan mimpi sang suami. Tetapi Ia justru malah bernasib sama dengan suaminya.
Suaminya adalah seorang pilot yang bernama Dipak Pokhrel. Dipak Pokhrel meninggal pada tahun 2006 ketika pesawat yang diterbangkannya jatuh beberapa menit sebelum mendarat.
Pesawat yang diterbangkan oleh suami Anju adalah Twin Otter yang juga merupakan milik dari maskapai Yeti Airlines.
Anju bertekad melanjutkan mimpi sang suami dengan mengikuti pelatihan pilot. Ia menggunakan uang asuransi suaminya untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Baca Juga: Perlu Tahu! Ini Tanda Kamu Sedang Di Manipulasi Secara Emosional
Anju berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang pilot prosfesional.
Artikel Terkait
Bukan Arab Saudi, Ternyata Inilah Negara Dengan Penduduk Musim Terbesar di Dunia
Tidak Banyak Orang Tahu! Ternyata Ini Alasan Kenapa Warna Aurora Berbeda-Beda
Indonesia Mengeluarkan Pernyataan Yang Keras Mengenai Insiden Pembakaran Al-Quran Yang Terjadi di Swedia
Aksi Pembakaran Al-Quran di Swedia di Kecam Berbagai Negara Termasuk Indonesia
Para Muslim Kecam Aksi Islamophobia di Swedia, Pembakaran Al Quran Disebut Kebebasan Berekspresi