KABARNUANA.COM- JD.ID (PT. Jingdong Indonesia Pertama) merupakan perusahaan perdagangan elektronik di Indonesia yang didirikan oleh Liu Qiangdong.
Penutupan layanan e-commerce belanja online, JD.ID, membuat deretan perusahaan digital gulung tikar.
Namun, kejatuhan JD.ID tidak mengherankan. Sebab, pada akhir tahun lalu, perusahaan mem-PHK 30 persen atau 200 karyawan.
Baca Juga: Resmi Bangkrut! JD.ID Berhenti Beroperasi Melayani Online Shop Mulai 31 Maret 2023
JD.ID juga mem-PHK hampir 200 karyawannya pada pertengahan Desember 2022.
Alasan JD.ID memutuskan hubungan bisnis ini adalah untuk beradaptasi dengan tantangan bisnis yang berubah dengan cepat.
Setya Yudha Indraswara, Head of Corporate Communications and Public Affairs JD.ID, mengatakan PHK dilakukan sebagai langkah adaptif untuk menjawab tantangan bisnis saat ini.
“Salah satu langkah yang dilakukan manajemen adalah perampingan agar perusahaan bisa terus bergerak beradaptasi dengan perubahan,” ucapnya tahun lalu.
Baca Juga: Dikabarkan Bakal Tutup, Ternyata Inilah Pendiri JD.ID
Sebenarnya, langkah PHK ini bukanlah yang pertama dilakukan JD.ID.
Pada Mei 2022, perseroan juga melakukan langkah yang sama sebagai optimalisasi agar perseroan dapat terus beradaptasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
Sementara itu, meski mengumumkan akan berhenti bekerja dan menutup layanannya di Indonesia mulai 31 Maret tahun ini, nasib karyawan yang tersisa masih belum jelas.
Apakah kompensasi akan diberikan atau ada langkah lain.
“Dengan berat hati kami informasikan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan berhenti pada 31 Maret 2023,” tulis pengumuman Jd.id dikutip Selasa (31/1/2023).
Artikel Terkait
Resmi Bangkrut! JD.ID Berhenti Beroperasi Melayani Online Shop Mulai 31 Maret 2023
Dikabarkan Bakal Tutup, Ternyata Inilah Pendiri JD.ID